Peran Supervisor Sekolah

GAMBARAN SUPERVISI

Salah satu rahasia yang tersimpan rapi di luar profesi kependidikan, dan bahkan dalam tataran profesi tersebut adalah keberadaan “tentara bayangan” berjumlah besar dari personel sekolah yang dikenal dengan sebutan supervisor. Orang tua siswa dan kadang-kadang para guru menyatakan atau mengaku tidak mengetahui keberadaan supervisor dalam sistem sekolah di negara Amerika Serikat. Meskipun seseorang yang tidak bergelut dalam bidang pendidikan mengetahui bahwa sebuah sistem sekolah mempekerjakan berbagai personel, seperti penjaga sekolah, sekretaris, karyawan kantin, penasihat sekolah, menurut mereka konsep “supervisor sekolah” adalah menunjuk pada guru di setiap kelas dan kepala sekolah di setiap sekolah. Jika anggota masyarakat diminta untuk mengidentifikasi apa yang dimaksud dengan supervisor sekolah, mereka akan menunjuk kepala sekolah yang bisa jadi benar atau tidak dianggap sebagai supervisor tunggal.

Mengingat “tentara yang sesungguhnya” dari para supervisor di tingkat lokal dan negara bagian di seluruh Amerika Serikat, cukup mengejutkan bahwa peran supervisor itu sendiri dalam penyelenggaraan pendidikan agak kurang terdefinisikan. Adapun di dunia bisnis dan industri tidaklah menghadapi persoalan serupa. Hal ini karena posisi supervisi di bidang bisnis atau industri jelas tergambarkan dan terdefinisikan dalam struktur manajemen bisnis atau industri tersebut. Tanggungjawab supervisi pendidikan dari tingkat lokal satu ke yang lain, dari negara bagian satu ke lainnya (di Amerika Serikat) kurang begitu jelas. Bahkan dalam tingkatan lokal sekalipun, peran supervisi/pengawasan sering kurang tergambarkan dengan baik. Untuk mengerucutkan permasalahan, sesungguhnya istilah “supervisi” itu sendiri seberagam perannya yang kurang terdefinisi.

Ben M. Harris menunjukkan variasi dalam peran tersebut dari sudut pandang teoritis sebagai berikut: “ Supervisi, seperti bagian yang rumit dari sebuah perusahaan dengan struktur yang bahkan lebih rumit, dapat dilihat dari berbagai cara, dan yang pasti memiliki akar persepsi yang berbeda-beda itu tidak saja dari kekomplekan organisasi namun juga dari kurangnya informasi dan ketiadaan perspektif. Untuk memunculkan perspektif, setidaknya keseluruhan operasional sekolah haruslah menjadi titik awal guna melakukan analisis supervisi instruksional sebagai sebuah fungsi utama”.

Pada berbagai strata, banyak pekerjaan di luar bidang pendidikan memakai jasa supervisor, baik sebagai kepala kantor, supervisor telepon, manajer tingkat bawah, supervisor konstruksi, kepala bagian penjualan, atau supervisor bagian lini produk. Orang-orang tersebut menjalankan tugasnya dalam makna sesungguhnya jika kita mengacu bahasa latin supervideo, yang berarti “mengawasi”. Mereka menampilkan teknik, menawarkan saran, memberi perintah, mengevaluasi kinerja karyawan, dan mengecek hasil/produk.

PENDEKATAN SEJARAH SUPERVISI

Supervisi telah mengalami banyak metamorfosis. Jika kita melihat beberapa perubahan yang terjadi pada bidang ini sejak masa-masa awal perkembangannya, kita dapat membuat kerangka waktu historis suatu evolusi supervisi instruksional. Pada aspek pengembangan kurikulum, perlu kiranya ditanamkan dalam benak kita istilah aksioma. Hal ini mencakup “kurikulum sekolah tidak hanya refleksi tetapi hasil dari berjalannya waktu” dan “perubahan kurikulum yang terjadi pada masa awal dapat eksis bersama dengan perubahan kurikulum pada masa-masa berikutnya. Aksioma yang sama akan juga valid jika kita mengganti kata kurikulum menjadi supervisi.

Perilaku dan praktek supervisi dipengaruhi oleh politik, sosial, keagamaan, dan kekuatan industri yang ada pada saat itu. Lebih jauh, jejak-jejak perilaku dan praktek supervisi yang muncul di masa-masa awal berdirinya negara Amerika Serikat dapat ditemui bahkan hari ini di antara sekian banyak ragam perilaku dan praktek supervisi. Bagaimanapun, supervisi sudah muncul jauh sejak zaman kolonial Inggris di Amerika seperti dapat kita lihat pada tabel 1., yang menguraikan periode penting dalam sejarah perkembangan supervisi …

Download full version:

docx: Peran_Supervisor_Sekolah

Leave a comment